Ara's Diary ( Part 4 )

        Hari ini aku libur mengajar karena harus mengurus beberapa dokumen mengenai perkuliahanku. Dan sekarang aku tengah berada di kampus bersama beberapa orang temanku untuk menemui dosen untuk meminta tanda tangannya sebagai bentuk persetujuan mengenai kegiatan kewirausahaan yang akan kami lakukan. Kami –aku dan beberapa orang temanku- mengajukan proposal kegiatan kewirausahaan dan memohon bantuan dana, yang tentu saja sebelumnya kami sudah berkonsultasi sengan dosen yang bersangkutan. Kami berencana akan berjualan disekitar kampus dan juga dekat dengan taman kota yang tak jauh dari kampus kami setelah selesai kuliah nantinya. Kami memilih taman kota karena pada sore hari banyak orang yang berkumpul disana, terlebih lagi ketika weekend.

Kami berencana menjual jajanan pasar dengan sedikit inovasi, yang kami beri nama SESINGKAT (Sengkulun Singkong Coklat). Dan kami berharap semoga saja proposal kami diterima oleh pihak kampus, sehingga kami bisa dengan segera memulai berjualan. Setelah menemui dosen yang bersangkutan, proposal tersebut pun kami serahkan kepada pihak kampus untuk diproses.

Pukul 13.00 wib, setelah menyelesaikan kewajiban sebagai seorang hamba kami pun beranjak menuju kafetaria yang tak jauh dari kampus. Sebelumnya kami menghabiskan waktu untuk bertukar cerita mengenai kegiatan masing-masing dari kami selama berada di kampung halaman. Setelah tiba di kafetaria kami pun segera memesan makanan, karena cacing-cacing diperut sudah meronta-ronta meminta diberi makan.

Setelah makanan yang kami pesan datang, aku pun segera melahap makanan yang ku pesan. Setelah selesai makan, akupun segera pamit pada teman-temanku yang lain untuk pulang kerumah, karena aku tak akan menginap di kost dan harus segara mengejar keberangkatan bis. Sungguh sayang, saat aku tiba di halte, bis yang biasa menjadi transportasiku menuju kampus baru saja berangkat 5 menit yang lalu dan aku harus menunggu selama satu jam kedepan untuk keberangkatan menuju daerah rumahku.

Karena merasa bosan, akupun membuka aplikasi WhatsApp sembari mengecek manatau ada pesan penting yang masuk. Ternyata ada satu pesan masuk dari Juna yang menanyakan keberadaanku. Langsung saja ku jawab bahwa aku sedang berada di halte bis tak jauh dari kampusku. Sepersekiandetik berikutnya akupun dibuat terkejut dengan balasan yang dikirim oleh Juna.

"Lho mbak ngapain disana ? Tadi mbak ke kampus ya ? Ada keperluan apa mbak ke kampus ? Juna kebetulan juga lagi berada disekitar daerah kampus mbak. Juna kesana ya mbak ?" balasnya.

"Mbak lagi nunggu keberangkatan bis yang selanjutnya Dek. Iya tadi mbak kekampus, ada tugas yang harus dikumpulkan. Karena udah selesai, jadi mbak pulang dan sekarang lagi nunggu bis. Juna sendiri ngapain di sini ?"  balas dan tanyaku pada Juna.

"Juna lagi main di kost an temen kampus mbak, Juna kan kuliah di kampus penerbangan dekat jalan Diponegoro mbak. Setengah jam lah jaraknya sama kampus mbak, dan kebetulan kost an temen Juna dekat sama kampus mbak. Karena Juna penasaran sama kampus mbak, jadi yaudah deh setelah selesai kuliah tadi pulang numpang istirahat di kost temen sekalian modus untuk ngelihat kampus mbak hehehe" balas Juna kemudian.

"Oh Juna kuliah disana ya ? Lumayan jauh lah ya sama kampus mbak. Emmm Juna pulang hari atau ngekost ? balasku kemudian.

"Pulang hari mbak kalo ngekost ngga enak, ini juga mau pulang. Mbak pulangnya bareng Juna aja ya ? Kalo nunggu bis masih lama mbak. Tunggu Juna ya mbak disana, Juna otw nih. Dadah mbakku" balas Juna.

Setelah membacanya segera saja ku balas agar dia tidak perlu menebengiku, karena itu akan merepotkannya. Namun aku kalah cepat dengannya, karena Juna sudah meng-offline kan akun WhatsAppnya.

Lima belas menit kemudian Juna telah tiba di depanku, dan memberiku sebotol minuman dingin, untuk menghilangkan dahaga karena telah menunggu dia katanya. Aku pun menerima minuman yang dia ulurkan sembari tersenyum lantas mengatakan terimakasih.

“Mbak kira Juna main-main tadi ngga tau nya beneran. Mbak jadi ngga enak sama kamu Dek, udah ngerepotin Juna mbaknya, udah gitu pake dibeliin minum segala mbaknya sama Juna” kataku kemudian.
   
“Ishh apalah mbak ini, gapapa kok. Lagian kan Juna yang mau nganter mbak pulang, searah juga kan rumah kita mbak, Juna pun sekalian mau pulang. Mana ada mbak ngerepotin Juna. Yuk mbak jalan, ntar keburu sore macet hehehe” jawabnya mencoba menghilangkan rasa tak enakku padanya.

Akupun bergegas menaiki motor bebeknya. Setelah memastikan aku duduk dengan nyaman dibelakangnya Juna pun melajukan motor bebeknya dengan kecepatan sedang. Selama diperjalanan, kami cukup banyak mengobrol mengenai perkuliahan Juna dan juga sedikit mengenang kembali masa-masa SMA ku dulu.

Satu jam setengah kemudian Juna sampai dirumahku, aku menawarkan Juna untuk masuk sebentar. Barang duduk sebentar dan minum, namun dia menolaknya dengan halus dan mengatakan kalau ia harus segera pulang karena sudah sore. Ngga enak bertamu dalam keadaan habis berolahraga, bau keringat katanya. Di perjalanan tadi dia sempat meminta maaf padaku kalau dia bau keringat, karena dia tadi habis olahraga dan juga nge-gym bersama teman-teman kampusnya. Akupun tersenyum memakluminya, akupun mengucapkan terimakasih dan berpesan pada agar hati-hati dijalan pulang. Setelahnya memastikan Juna telah melaju pulang menuju rumahnya, akupun segera masuk ke rumah dan bersih-bersih karena sudah sore.

Saat selesai mandi, ibu menghampiriku dikamar dan menanyaiku siapa lelaki tadi yang mengantarku pulang. Akupun menjelaskan pada ibu bahwa lelaki itu bernama Juna, adik kelas ku dulu dan menceritakan kronologi mengapa aku bisa pulang diantar Juna. Setelah mendengar penjelasanku, ibu pun tersenyum mengingatkanku untuk tak lupa mengucapkan terimakasih pada Juna, setelahnya ibu meninggalkanku sendiri dikamar. Kemudian aku beranjak dari sisi ranjang, menuju nakas untuk mengambil hp dan membuka aplikasi WhatsApp. Segera saja aku mencari nama Juna di daftar pesan WhatsApp ku dan menuliskan pesan yang berisi ucapan terimakasih dan menanyainya apakah ia sudah sampai rumah atau belum. Setelah mendapatkan balasan darinya yang mengabarkan bahwa dia telah tiba dirumah, kami pun terus bertukar pesan sembari bercanda.

Jika kalian masih ingat candaanku dengan Nesha dan juga Ran yang mengatakan bahwa aku bersama dengan dedek Ahmad Arjuna Ramadhan, dan kalian juga penasaran siapa sebenarnya dia. Maka akan ku beritahu, bahwa Juna yang mengantarku pulang dan Ahmad Arjuna Ramadhan itu adalah orang yang sama. Aku mengenal Juna 3 tahun yang lewat, saat aku masih duduk dikelas 11 SMA. Aku hanya ingat kenal dia melalui facebook, tidak tahu bagaimana dia mengenalku. Mungkin karena dia saat itu masih kelas 10, dan kebetulan saat masa orientasi siswa baru disekolah aku menjadi salah satu instruktur MOS jadi dia mengenalku karena itu lalu mencoba mencari tahu akun facebookku, setelah menemukannya dia mencoba mengenalku melalui inbox sama seperti yang ku lakukan kepada mas Rendra, tentu saja ini hanya dugaanku.

Juna juga pernah mengirimiku video, yang berisikan namaku yang diringi suara petikan gitar dan juga suaranya yang merdu menyanyikan lagu Virgoun yang berjudul bukti. Juna memiliki paras yang rupawan, senyum yang menawan, tinggi, dan juga gagah yang menambah kesan wah padanya. Sebagai seorang wanita normal, siapa sih yang tidak tersentuh bila dikirim video seperti itu. Terlebih lagi dalam video tersebut ada nama kita, tak terkecuali aku. Namun itu tak bertahan, karena aku segera sadar bahwa hal itu biasa di lakukan oleh para lelaki untuk mendekati wanita.

Hal ini tak pernah kuceritakan pada Nesha dan juga Ran. Tapi aku menceritakan hal ini kepada dua sahabatku, melalui grup GirlsSquad yang hanya beranggotakan aku, Rasyifa Anastasya dan juga Afyani Adelia Putri. Saat itu mereka langsung menjadikan aku bahan bullyan dan tak habis-habisnya mereka menggodaku. Setelah puas menggodaku, Tasya menanyaiku seperti apa Juna itu. Lalu aku mengirim foto profil Juna di grup yang sengaja ku ambil diam-diam. Tanggapan yang diberikan Tasya dan Adel setelah melihat foto Juna membuatku tertawa.

"Busyeett, kenal dimana kamu Ra. Ganteng banget anaknya, udah gitu manis lagi. Bukan lumayan lagi ini namanya. Ara sekali deket sama cowok kok ganteng-ganteng semua. Kemaren mas Raja yang cool, ganteng, pinter lagi. Sekarang sama Juna yang ganteng juga manis. Gusti mah apa, jelek" tulis Tasya di grup.

"Hushh, jelek-jelek gitu pacar mu Sya. Walaupun jelek tapi jadi pangeran dihatimu kan Sya. Sampe si Bastian komting kita itu kamu tolak wkwk" sambut Adel kemudian.

"Iyalah yang sementang kuliahnya bakalan dekat-dekatan sama pacarnya. Aku mah apa atuh, aku disini dia disana berbeda provinsi" tulis Tasya kemudian menggoda Adel.

"Lho si Hendra lulus di kampus AirLangga Sya ? Enaklah si Adel bisa ngapel, gaperlu nunggu pulang kampung dulu wkwkwk" tulisku kemudian.

"Iyadong, ngga kaya Tasya yang jauh hahaha. Eh btw gimana bisa kenal sama Juna Ra ?" tanya Adel di grup yang kemudian disambut dengan balasan yang serupa dari Tasya. Kompak banget ya kalian kepo nya, komentarku dalam hati.

"Aku mengenal Juna saat aku masih kelas 11 SMA dulu. Bisa dibilang dia korban gombalanku hehehe. Dulu waktu zaman jahil-jahilnya aku, aku suka balesin gombalan orang yang ngegombalin aku, tapi gasemuanya ya cuma orang-orang yang ku kenal dan ku anggap ngga akan terpengaruh sama gombalanku. Awalnya kami suka gombal-gombalan melalui inbox di fb, tapi akhirnya kami bertukar nomor handphone. Kami dekat juga ga lama, karena aku tau dia punya kekasih. Jadi sekitar aku mau naik kelas 12 sampai sebulan yang lalu aku ga pernah berhubungan sama dia lagi. Kata salah satu teman sekelasnya yang juga dekat denganku, Juna itu playboy banyak deket sama cewek" balasku kemudian.

"Wahh kalo gitu jangan percaya Ra, awalnya aja dia bilang kaulah bulan kaulah bintang. Kalo ga bisa setia sama aja, bagus sama mas Raja aja kamu Ra" komentar Tasya.

"Ha bener itu Ra apa yang dibilang Tasya. Awalnya aja bilang demi mu bintang dilangitkan kugapai, gunung kan ku daki, lembah kan ku telusuri, lautan kan ku sebrangi, dan samudera kan ku arungi. Tapi giliran gerimis datang, ogah-ogahan keluar rumah" komentar Adel kemudian.

"Kok bawa-bawa mas Raja ? Dia itu udah kaya kakak laki-laki aku tau. Btw kalian kayanya berpengalaman banget ya sampe bilang kaya begitu wkwkwk. Iyaa tenang aja, aku ga mudah percaya kok. Sebelum dia datang kerumah untuk minta restu ayah dan ibuku, aku gaakan percaya, tenang saja" balasku kemudian.

Setelah itu pembahasan kami lari dari topik awal, yang mulanya membahas Juna bisa beralih ke pembullyan diantara kami, perkuliahan dan juga rencana kegiatan yang akan kami lakukan setelah masuk kuliah nanti.

Melihat respon yang diberikan oleh Tasya dan juga Adel membuatku teringat dengan pesan Juna beberapa hari yang lalu. Saat itu bertepatan dengan malam minggu. Juna mengirimi ku pesan yang berisi permintaan izinnya untuk bertanya,

"Mbak, Juna boleh nanya sesuatu ngga ?"

Tanpa fikir panjang, akupun mengizinkannya bertanya. Namun dia kembali lagi mengirimi pesan yang sama seperti sebelumnya dan juga tambahan,

"Mbak jangan marah nanti ya ?". Membuatku berfikir, sepertinya ia ingin menanyakan hal yang cukup serius.

"Mau nanya apa Dek ? Kok pake izin segala dan takut mbak bakalan marah ?. Tanyain aja apa yang mau Juna tanyai, selagi mbak bisa jawab ya mbak jawab" balasku kemudian.

"Mbak, misalnya mbak ditembak sama cowok yang mbak sukai. Apa yang akan mbak lakuin ?"  tanya nya padaku.

Membaca pesannya aku memiliki 2 pemikiran, sepertinya Juna ingin menembak seseorang yang dia rasa kepribadiannya kurang lebih sepertiku sehingga ia ingin mengetahui pendapatku. Atau yang kedua, Juna hanya sekedar iseng menanyakan hal itu padaku.

"Ditembak cowok yang mbak suka ?"  tanyaku kembali.

"Iya mbak, ditembak cowok yang mbak suka. Apa yang bakalan mbak lakuin ?"  tanya nya kembali.

"Beneran mau tau jawaban mbak Dek ?" tanyaku kembali.

"Iyalah mbak, beneran mau tau ini" jawabnya mantap.

"Mbak gapernah ditembak cowok Jun. Eh bukan ga pernah, mungkin mbaknya aja yang ngga peka kalo sebenernya lagi ditembak wkwk" balasku padanya.

"Yee mbak malah bercanda jawabnya, serius kali Juna nanyanya ke mbak. Terus apa yang mbak lakuin ?"  balasnya kemudian.

"Hahaha siapa yang bercanda, mbak serius juga ngejawabnya. Biasanya mah mbak kalo ada yang bilang suka ke mbak, mbak langsung bilang alah gombal aja. Terus mbak langsung bilang, lebih bagus berteman. Fokus ke pendidikan dan juga karier. Kalo udah jodoh ngga bakalan kemana. Karena mbak juga ga mau pacaran Jun" balasku padanya.

"Sudah Juna duga mbak bakal jawab gitu. Oh iya, mbak lagi dimana dan lagi apa ?" tanyanya padaku.

"Lah sudah ngeduga, terus kenapa ditanya Dek ? Wkwkwk. Mbak lagi dikamar, sendirian. Kenapa emangnya Dek ?". Balasku sekenanya.

"Boleh Juna temenin mbak ?"  balasnya kemudian.

"Boleh". Balasku sekenanya.

"Sekarang mbak ? Wkwkwk". Balas Juna padaku.

"Eh, ya ngga lah. Nanti". Balasku

"Nanti kalo udah sah kan mbak ? wkwk". Balas Juna yang mulai menggombal.

"Iya, nanti kalo udah sah *ehh" balasku yang hanya menganggap semua itu candaan.

"Iyaudah, tunggu Juna 5 tahun lagi ya mbak" balasnya yang membuatku terkejut.

"Hahaha emangnya serius ?"  balasku.
"Seriuslah mbak. Mbak baik, Juna 3 tahun sekolah di SMA yang sama kaya mbak dan 2 tahun Juna ketemu mbak disana"

"Berarti selama ini Juna memperhatikan mbak lah ya ? Wah jadi tersandung, eh tersanjung maksudnya". Balas dan tanyaku.

"Yahh ketauan deh jadinya, malu Juna mbak hehe"

"Mbak gabaik orangnya lho Jun, kenapa mau sama mbak ?"

"Mbak gabisa nilai diri mbak sendiri, mbak orangnya baik. Mbak masih inget ngga dulu kita sering smsan. Meskipun cuma dari sms dan juga ketemu disekolah Juna ngerti mbak orangnya gimana"

"Kan Cuma sebatas itu Juna kenal mbak, kenapa mau sama mbak ?"

"Karena mau lah mbak, oo iya mbak lagi ngapain ?" tanyanya padaku

"Mbak lagi revisi tugas nih, kenapa Jun ? Mau bantuin ?" balasku sekenanya.

"Hehehe ngga mbak, yang sabar ya mbak. Bentar lagi jugakan mbak jadi guru"  balasnya.

"Hahaha iyya aman, santai aja kalo soal itu. Aamiin, iya bentar lagi mbak jadi guru. Guru buat anak-anak mbak nantinya" balasku.

"Anak-anak kita ya kan mbak ?"

"Apalagi ini ?"  tanyaku padanya.

"Aamiinkan mbak hehe. Aku mau nya punya istri yang kaya mbak, kalo bisa mbak" balasnya kemudian.

"Aamiin, semoga dapat jodoh yang terbaik nanti ya Dek"  balasku kemudian yang hanya menganggap itu gombalan semata.

"Ehh di aamiinkan hihihi"  balasnya.

"Bukankah hal yang baik harus di aamiinkan Dek ?"  tanyaku padanya yang kemudian ia balas hanya dengan emotikon senyum.

"Jun, fokuslah dulu sama pendidikan dan kariermu. Jodoh itu pasti bakalan datang kalo udah waktunya"  balasku pada Juna.

"Iya mbak, nanti kita ketemu di pelaminan ya hehehe"  balasnya.

"Juna ngegombal mulu ya, lagi ada masalah atau gimana hmm ?"  balasku mencoba mengalihkan topik pembicaraan, mungkin saja tebakanku benar.

"Hehehe iya mbak, Juna ragu sama keputusan Juna. Juna sebentar lagi harus promosi kampus ke berbagai sekolah selama 2 bulan" curhat Juna padaku.

"Hmm terus apa yang ngebuat Juna ragu ?"  tanyaku padanya.

"Juna ragu ga bakalan sanggup nahan rindu juga jauh dari orang tua dan juga mbak"  balas Juna kemudian.

"Heleh, bakalan ketemu juga nya nanti sama mbak Jun. Dalam menggapai impian pasti ada yang harus dikorbankan Jun. Jauh dari orang tua pasi bakal bikin rindu, itu hal yang wajar. Hal itu ngga hanya berlaku buat Juna, tapi juga buat orangtua Juna. Jangan ragu sebab hal seperti ini Jun. Juna inget ngga pernah cerita ke mbak kalau Juna berharap kelak bisa bertugas di Bali, terus Juna ingin berangkatkan haji kedua orangtua Juna. Tapi karena takut ngga kesampaian, Juna ingin secepatnya memberangkatkan umroh kedua orangtua Juna. Kalau bisa sukses diusia yang muda, kenapa harus ragu Jun ? Masalah jodoh udah ada yang ngatur Dek. Jangan asik ngomongin itu aja, percayalah jika sudah tiba waktunya pasti Juna bakalan nemuin seseorang yang bakalan jadi teman hidup Juna nantinya. Pesan mbak buat Juna jangan ragu untuk melangkah, bismillah aja, yakin sama Allah. Juna hanya perlu berusaha dan berdo’a, masalah hasil serahkan semuanya sama Allah. Bisa hmm ?" balasku panjang.

"Ehehehe, iyaa mbak. Makasih banget udah dinasehatin. Emm Juna boleh nanya lagi ngga sama mbak ?" balasnya.

"Boleh, mau nanya apa emangnya Jun ?" tanyaku.

"Juna penasaran kenapa mbak ngga mau pacaran hehehe" balasnya.

"Katanya tadi ngerti gimana mbak orangnya, ini kok malah ditanya wkwkwk" godaku padanya berusaha mengembalikan moodnya.

"Serius kali mbak, mbak pastinya punya alasan kan ?"  tanyanya padaku.

"Bercanda kali Jun, serius amat nanggepinnya. Mbak ngga mau pacaran karena mbak ngga mau terluka, dan mbak ngga mau ngelanggar perintah Allah. Sesimpel itu alasan mbak Jun. Pesan mbak buat Juna, jangan pernah jadi laki-laki yang suka obral kata-kata manis buat cewek. Mungkin Juna menganggap   itu hal biasa, tapi belum tentu cewek itu menganggapnya sama seperti anggapan Juna. Sehingga akhirnya cewek itu menaruh harapan ke Juna dan akhirnya terluka karena harapan itu ngga terwujud. Bayangin deh, seandainya Juna punya adik perempuan, kakak perempuan, atau bahkan anak perempuan Juna nantinya bakalan jadi korban PHP dari para lelaki. Apa Juna bisa nerimanya ? Karena mbak yakin, apa yang Juna tanam itulah yang nantinya akan Juna tuai. Mungkin balasan itu ngga kena di Juna, tapi bisa aja balasan itu kena kepada keluarga Juna. Jika kelak Juna menyukai seorang wanita, usahakan jangan sampai mengajaknya pacaran, tapi datangi rumahnya. Minta restu kepada kedua orangtua atau walinya. Jika dirasa belum mampu untuk melakukan itu, maka berpuasalah Jun. Memohon pertolongan kepada Allah agar dikuatkan dalam menegakkan syari’atnya. Dan alasan lain kenapa mbak ngga mau pacaran karena mbak mempercayai, seorang lelaki yang baik pasti tidak akan mengajak wanita yang dicintainya untuk berpacaran. Karena dia tau bahwa hal itu akan berakibat buruk yang tidak hanya datang kepada kedua orangtuanya dan juga dirinya, melainkan juga kepada wanita yang dicintainya dan kedua orangtuanya. Jika dia benar-benar mencintai mbak, dia pasti akan meminta restu kepada kedua orangtua mbak, karena dengan begitu dia benar-benar menjaga dan melindungi mbak dari pedihnya adzab yang akan ditimpakan kepada mbak jika mbak melanggar larangan-Nya"  balasku panjang kepada Juna.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nikah ?

Semu

Singelillah