Generasi Muda dan Jendela Dunia


Pemuda adalah tonggak peradaban dunia, bila pemuda mau bergerak maka majulah suatu peradaban itu. Jika pemuda sudah mulai malas dan terlena akan perkembangan dunia maka tunggu lah waktu hancurnya peradaban itu.

Seperti yang terjadi pada saat ini, pemuda jauh dari jendela dunia -buku- bukanlah suatu hal yang menghebohkan, melainkan menjadi suatu hal yang wajar. Pemuda saat ini yang terkenal dengan sebutan generasi milenial lebih cenderung mesra dengan gadget atau smartphone mereka.

Jauh berbeda dengan para pendahulu kita yang sangat begitu mesra dengan buku. Begitu haus dengan ilmu pengetahuan, sampai merasa begitu hampa bila jauh dari kertas dan pena. Seperti Buya Hamka, meskipun tubuhnya terpenjara namun pikirannya tak pernah sekalipun terpenjara. Bahkan beliau mampu menghasilkan karya yang hingga saat ini begitu terkenal saat berada di dalam kungkungan jeruji besi.

Seperti yang diungkapkan oleh Presiden pertama kita, Ir. Sukarno "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kucuncangkan dunia."

Dari ungkapan ini, bisa kita pahamibahwa pemuda memiliki peran yang amat sangat besar bagi kemajuan sebuah peradaban. Lantas yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara seorang pemuda dalam memajukan negaranya ?

Sebagai seorang pemuda, sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnya didalam jiwa kita tumbuh rasa kesadaran akan tanggung jawab besar yang berada di pundak kita. Kelak, kitalah yang menentukan dan memetakan peradaban negara yang sama-sama kita cintai ini. Kitalah yang kelak akan memimpin dan membawa perubahan disegala aspek kehidupan masyarakat di negara ini.



Selain itu, kita juga harus terus menempah diri. Melatih dan mengasah kemampuan kita, sehingga kita mampu bersaing dengan pemuda dan pemudi dari negara lain. Dan kita juga harus berusaha untuk mengembalikan budaya pemuda yang gemar bercumbu mesra dengan lembaran-lembaran kertas yang begitu ia cintai. Mengembalikan rasa candu para pemuda terhadap buku.

Karena dengan membaca kita dapat menguasai sejarah dan juga dunia. Dengan banyak membaca, maka akan banyak jendela dunia yang terbuka bagi kita. Dengan membaca pula, kita tidak akan mudah tertipu dan tergilas dengan dunia dan perkembangannya. Kita akan mampu menghadapi dan mengimbangi segala perkembangan dunia dengan lantang.

Bagi umat Islam, membaca merupakan sebuah kewajiban dan perintah awal yang diberikan Allah kepadanya. Sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran surah al-'Alaq ayat 1-5, yang sama-sama kita ketahui sebagai wahyu pertaman yang diterima oleh Rasulullah Saw.


Yang artinya :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal 'Alaq (segumpal darah), Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah, Yang mengajar manusia dengan pena, dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.

Dari wahyu pertama ini dapat kita pahami bahwa perintah awal yang Allah berikan kepada nabi Muhammad Saw adalah membaca, begitu pula dengan kita umatnya. Perintah membaca disini tentu bukan saja harus dipahami bukan sebatas membaca lembaran-lembaran kertas bernama buku, melainkan juga 'buku dunia'. Seperti membaca tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Membaca diri kita, alam semesta dan lain-lain. Jadi, dapat dipahami bahwa wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad Saw berisi perintah bagi kita untuk belajar, mencari ilmu pengetahuan dan menjauhkan diri kita dari kebodohan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nikah ?

Semu

Singelillah