Syawal, Purnama Manis untuk Berbuka
By : Nurmaida
Ramadhan berlalu sudah, purnama yang penuh akan maghfirah dan berkah. Bulan dimana seluruh umat muslim berlomba – lomba untuk meningkatkan amal ibadah. Sebulan penuh sudah umat islam menahan lapar dan dahaga, juga berjuang semaksimal mungkin untuk mengalahkan hawa nafsunya.
Secara harfiah, syawal berarti peningkatan. Peningkatan yang dimaksud disini adalah peningkatan kualitas dan kuantitas amal ibadah kita sehari – hari. Karena selama bulan Ramadhan keimanan kita dikarantina untuk meningkatkan kualitasnya. Maka dibulan syawal ini adalah masa dimana bagi kita bisa menerapkan apa yang sudah kita dapatkan selama Ramadhan.
Selain itu, bulan syawal sendiri memiliki banyak keistimewaan. Sebagaimana dipahami oleh umat islam, bahwasannya dibulan ini umat islam kembali fitri, kembal suci. Bulan dimana kita saling maaf memaafkan dan saling memperpanjang silaturahmi dengan sanak saudara, tetangga, teman, dan sahabat.
Fenomena yang sering terjadi saat syawal bertandang adalah banyaknya umat muslim yang melaksanakan resepsi pernikahan. Lantas timbul pertanyaan dalam benak saya “mengapa disetiap bulan syawal banyak orang yang melangsungkan pernikahan ?”
Dalam sebuah artikel disebutkan bahwa ada pemikiran dan tradisi jahiliyah yang tidak mau melaksanakan pernikahan dibulan Syawal karena takut terjadi malapetaka. Mereka menganggap bahwa bulan Syawal merupakan bulan sial. Namun Islam membantah hal ini. Salah satu bukti bahwa anggapan bulan Syawal adalah bulan sial untuk melangsungkan pernikahan adalah pernikahan Rasulullah Saw dengan Aisyah.
Yap, sebagaimana diketahui bersama bahwa pernikahan Rasulullah dan Sayyidati Aisyah banyak dibumbui kisah romantis yang membuat para jomblo saat ini baper. Rasulullah menikahi sayyidati Aisyah pada bulan Syawal. Hal ini tercantum dalam hadits riwayat Muslim yang artinya “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menikahiku dibulan Syawal, membina rumah tangga denganku dibulan syawal pula. Maka istri – istri Rasalullah yang lebih beruntung disisinya dariku ?” (HR. Muslim)
Pernikahan Rasulullah dan sayyidati Aisyah menjadi bukti dan bantahan terhadap pemikiran dan aqidah jahiliyah umat pada masa itu. Bahwa tidak ada seorangpun yang berhak mengatakan bahwa sesuatu itu membawa sial. Dan hal ini juga membuktikan bahwasanya untung ataupun rugi, baik maupun buruk sesuatu hanyalah Allah yang berhak menentukannya.
Selain itu, salah satu sunnah di bulan Syawal ini bagi umat Islam adalah puasa Syawal. Puasa Syawal atau yang biasa dikenal masyarakat Indonesia sebagai puasa 6 adalah puasa yang dilaksanakan selama 6 hari dibulan Syawal, dimulai dari tanggal 2 Syawal sampai akhir bulan Syawal. Pahala dari melakukan puasa Syawal ini adaah seperti pahala orang yang melakukan puasa selama setahun.
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari dibulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh”. (HR. Muslim)
Berdasarkan Syarah Nawaawi ‘ala Muslim alasan menyamakan pahala enam hari Syawal dengan puasa setahun lamanya adalah nilai dari pahala kebaikan yang diberikan ganjaran hingga 10 kali lipat. Jika kita matematika kan maka akan seperti ini. 1 bulan Ramadhan adalah 30 x 10 = 300 hari. Dan 6 hari dibulan Syawal nilainya sudah memenuhi 2 bulan lainnya, yaitu 60 x 10 = 60 hari. Jadi total kebaikan yang kita peroleh adalah 360 hari puasa. Jadi pahala puasa selama 6 hari dibulan Syawl menjadi penyempurna puasa Ramadhan.
Selain itu, dibulan Syawal ini merupakan momen dimana umat Islam kembali fitri, kembali suci. Bulan Syawal merupakan bulan yang penuh dengan silaturahmi dan kerendahan hati. Dimana setiap muslim ketika berjumpa dengan muslim yang lain saling berjabat tangan, menghiasi wajah dengan senyuman serta dengan kerendahan hati saling mengakui kesalahan dan meminta maaf serta memberi maaf. Bulan Syawal juga merupakan momentum bagi masyarakat perantauan untuk kembali berkumpul dengan sanak saudara, memperat kembali tali silaturahmi yang renggang. Maka tak heran bila ada anggapan bahwa Syawal adalah purnama manis untuk berbuka setelah berpuasa sebulan lamanya




Komentar
Posting Komentar