Bukan Bertepuk Sebelah Tangan

Bagaimana mungkin menjadi bertepuk sebelah tangan bila engkau tak pernah mengungkapkan ? Bagaimana mungkin menjadi tak berbalas bila engkau tak pernah menunjukkan ?

Begitulah kataku padamu. Masih saja ku ingat hingga kini. Ketika kau bercerita tentang risaumu. Rasa yang kini tengah tertambat dalam benakmu adalah sebuah hal yang lumrah, sebab setiap insan di dunia ditakdirkan untuk memiliki dan merasakannya.

Aku tau, sebab rasa yang terpendam mungkin saja kau mendapat luka. Maka dari itu, ku katakan demikian padamu. Bagaimana mungkin bisa bertepuk sebelah tangan sedangkan kamu tak pernah mengungkapkan ?

Sudah, cukup sudahi sampai disini. Daripada sibuk memikirkan perasaan yang kau sendiri tak mampu mengungkapkan, lebih baik kau fokus pada tujuan, merangkai mimpi wujudkan harapan. Sembari terus berbenah diri.

Saranku, sebab aku juga pernah merasakan hal yang serupa. Aku menyikapinya dalam diam, memendam meski kadang menuai luka. Sebab itu konsekuensi yang harus ku terima. Karena aku tak ingin terjebak dalam ikatan yang salah.

Berdoalah, serta bisikkan lembut pada angin. Agar sudi kiranya ia menyampaikan niatmu yang meminta izin menyebut namanya dalam bait-bait doa. Namun, bukan untuk menjadi wanita yang egois. Yang hanya berdoa agar sudi kiranya Ia menjadikan dia sebagai pendampingmu.

Berdoalah, berdoa untuk kebaikannya, kemudahan langkah baginya dalam menggapai cita dan mewujudkan impiannya. Berdoalah, agar kiranya Ia tetap memberimu kekuatan untuk istiqamah di jalan-Nya. Berdoalah, bukan hanya untuk kebaikannya, tetapi juga kebaikanmu.

Medan, 19 Juli 2019


Langit Biru


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nikah ?

Semu

Singelillah