Ara's Diary Part 5
Libur telah usai. Kini masanya aku kembali menjalani aktivitas 'kesibukan' mahasiswi. Kampus, organisasi, komunitas, dan tugas. Ya, seperti itulah hari yang kujalani ketika kembali memulai kehidupan sebagai mahasiswi. Tapi, tak lupa pula meluangkan waktu bersama teman meskipun hanya sekedar duduk lesehan di taman kota ataupun menyisihkan waktu sendiri untuk merefresh semangat sekaligus memanjakan diri.
Seperti yang ku lakukan saat ini, duduk sendiri di salah satu kursi yang ada di taman kota. Mengamati orang yang lalu lalang, setelah bosan maka aku akan membuka buku yang aku bawa atau juga mendengarkan musik dari handphone ku.
Namun, saat ini aku lebih tertarik mengamati hal yang ada disekitarku. Seperti muda-mudi yang sedang joging, berjalan-jalan, atau sekumpulan remaja yang sedang asik latihan dance. Hal yang cukup simpel, namun menurutku ini sudah lebih dari cukup untuk menenangkan hati dan fikiranku.
Ah, berbicara tentang itu. Aku jadi teringat curahan hati temanku. Biasa, namanya juga anak muda, ga jauh jauh dari percintaan. Namanya Vano, Devano Agustian. Dia salah satu teman baikku. Tidak hanya dia, ada juga beberapa temanku yang lain memiliki kisah yang serupa dengannya. Hingga terkadang membuatku berfikir, ternyata lelaki juga bisa patah begitu dahsyat.
Kemarin ia berkisah, bahwa ia baru saja merasakan yang namanya jatuh, jatuh yang begitu dalam hingga menimbulkan luka yang tak kalah dalamnya. Ia jatuh hati pada salah satu rekannya, rekan di tempatnya bekerja paruh waktu. Wanita itu begitu anggun nan manis, begitulah penuturannya. Sebut saja namanya Jasmine, sebab ia tak memberitahu namanya padaku.
Jasmine dikenal sebagai sosok wanita yang anggun dan manis, selain itu ia juga sosok wanita yang ramah dan juga tegar. Begitulah ia dikenal dilingkungan kerjanya. Entah bagaimana kisah awal Vano bisa meletakkan hati pada Jasmine hingga akhirnya ia merasakan luka yang begitu dalam.
Namun, satu yang ku tangkap dari seluruh rangkaian kisah yang ia tuturkan padaku. Ia telah menaruh hati sepenuhnya pada makhluk yang tak pernah hilang kata 'cantik' ketika menggambarkan sosok ini. Ya, mahkluk itu adalah wanita, dan yang ku maksud disini adalah Jasmine.
Ketika dia bercerita, aku hanya bisa memposisikan diri sebagai pendengar yang baik. Tidak menyela sedikitpun, dan ketika dia sudah mengeluarkan segala yang dirasa barulah aku berbicara. Sebab, terkadang orang yang curhat hanya memerlukan pendengar yang baik, bukan mendengarkan nasihat. Tapi tak lupa pula ku selipkan sedikit nasihat untuknya.
Van, jangan marah ya. Menurut penilaianku. Kamu terlalu menaruh hati padanya, seluruh perasaan dan perhatianmu, kamu berikan seutuhnya pada dia. Jadi, ketika kejadian seperti ini. Maksudku, ketika kamu menyadari kamu hanya dijadikan pelampiasannya. Kamu merasakan sakit yang dalam. Menimbulkan luka, kebencian, bahkan rasa enggan meskipun hanya sekedar liat nama atau wajahnya. Segala sesuatu yang berlebihan itu ndak baik, jadi aku cuma bisa bilang untuk sekarang kamu coba terima, nikmatin setiap sakit yang timbul akibat rasa itu. Lebih dekatin diri lagi sama Allah. Aku cuma bisa kasih sudut pandang dari cewe. Ya sedikit faham, karena sempat merasakan. Sulit pasti untuk melupakan dia, karena ada pertempuran di tubuhmu sendiri. Yaitu hati dan fikiranmu. Mungkin fikiranmu berkata untuk segera pergi dan melupakannya, namun hatimu masih tertuju dan ingin kembali padanya. Aku cuma bisa saranin, lebih baik saat ini untuk sejenak menjauh dari dia, sendiri dulu gitu. Biar Vano nya bisa lebih tenang, lebih tau apa yang sebenernya diinginkan oleh hati Vano.
Itulah sedikit komentar yang keluar dari bibirku. Dan hal yang tidak ku duga adalah Vano mampu menerima keadaannya saat ini. Sebab, dari beberapa orang temanku yang bercerita hal demikian mereka belum bisa menerima keadaan dirinya dan cenderung menyalahkan diri sendiri. Namun, kemarin malam Vano mampu mengatakan
Iya Ra, makasih banyak ya. Emang salah ku, terlalu banyak kasih perasaan dan harapan sama dia. Dan aku sadar itu gabaik. Ya aku cuma gamau silaturahmi kami putus, tapi sementara waktu ini aku mungkin bakal jaga jarak dulu. Dan aku juga mau sendiri dulu, aku gamau cari cewe lain hanya untuk ku jadikan pelampiasan. Karena nantinya akan ada sosok Vano lagi yang baru dengan luka yang sama atau mungkin bahkan lebih dalam dari luka ku yang sekarang.
Dan hal yang dilakukan Vano menurutku adalah sebuah kedewasaan dalam menyikapi luka. Sesungguhnya ada satu pesan lagi yang ingin ku sampaikan pada Vano, namun tak tersampaikan. Karena aku buru-buru kembali ke kos karena ada tugas yang belum ku selesaikan. Tapi ku sampaikan melalui pesan whatsapp.
Jika memang sedang merasa jatuh cinta, maka berkisahlah pada sang Maha Cinta. Silahkan melangitkan namanya, namun bukan dengan tujuan memenuhi keinginanmu. Langitkanlah namanya, doakan kebaikan baginya, dan mohon petunjuk serta bimbingan-Nya agar Vano tak salah ambil langkah nantinya. Sebab, menaruh hati dan harapan pada makhluk-Nya adalah jalan menuju sakit hati. Namun, ketika Vano mampu mempercayakan hati dan harapan Vano kepada yang memiliki makhluk, insyaAllah tidak akan ada sakit yang diterima. Sebab Ia tau apa yang terbaik bagi hamba-Nya.
☝️π€☝️π☝️π☝️π☝️π .
BalasHapusKaya kenal akun blog satu ini ππ
Hapus