Postingan

Pesan Sosial dalam Video Gara-Gara Corona (Goodbye My Friends) Vian Flash

Gambar
Vian Flash merupakan salah satu chanel YouTube yang menurut saya pribadi sangat recomended untuk teman-teman kunjungi. Dari beberapa video yang saya lihat, konten video dalam channelnya menyajikan tontonan yang mendidik. Chanel YouTube ini sendiri, pertama kalinya memposting konten video pada tanggal 16 Agustus 2019 dengan judul Gara-Gara Teknologi, Kiamat Makin Dekat ?. Pada tanggal 26 Juni 2020 chanel ini mampu mendapatkan 257 ribu subscriber dengan 9 konten video yang ada pada chanel ini. Di kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai pesan sosial yang terkandung dalam video Gara-Gara Corona (Goodbye Myfriends) milik Vian Flash yang di upload pada channel YouTubenya sekitar 4 bulan yang lalu. Pada tanggal 4 April 2020 video Gara-Gara Corona (Goodbye Myfriends) mampu mencapai like sebanyak 416 ribu like, dan dislike sebanyak 11 ribu. Namun karena mendapat banyak kecaman, video ini dihapus oleh pihak YouTube, sehingga Vian Flash mengupload ulang video ini di akun instagramnya (@vi...

Nikah ?

Hallo gaes, ada yang rindu sama postingan blog ku ngga ? Kek nya gaada ya wkwk 🤣🤣 *siapa lu emang berharap di rindukan postingan blog nya 😅😅 Hehe jadi gaes aku cuma mau cerita aja ni ya kan, ngga serius-serius amat si, amat aja ngga serius, ntar jatoh nya gedubrak, nah lo sakit sendiri karena serius sendirian 🤣 Eh udah deh becanda nya, ngga masuk-masuk ke cerita ntar 😆. Jadi berangkat dari chat singkat sama temen ku nih, temen di komunitas. Ya biasalah cewek, bukan ngeghibah lo yaa, duso. Ntar dapat undangan masuk neraka jalur ghibah 😅 Jadi kami bahas soal viralnya berita maupun video soal pernikahannya kak Dinda Haw sama si abang Rey Mbayang. Btw, aku gatau siapa Rey Mbayang serius 😅. Ga terlalu mengikuti dunia perselebritian baik ig ataupun tv soalnya aku 😅 Jadikan, banyak tuh temen temen ku yang buat snap wa soal pernikahan mereka, baik proses ta'aruf, lamaran, nikah, akad nya, sampe si kak Dinda di nyanyikan lagu ciptaan abang Rey. Sampe isi beranda ig ku juga itu wkwk...

Semu

Cici ft Dae Kita yang pernah duduk berdamping di tempat ini. Memandang langit yang sama. Berceloteh ringan tentang lucunya kehidupan. Berjalan santai menyusuri setiap sudut taman. Sembari berlomba melukis garis lengkung di sudut wajah masing-masing. Bukankah sudah ku kabarkan, bahwa pergi menjadi pilihan ? Dan bukankah sudah kau sampaikan, bahwa dikau akan menetap sembari merangkai kembali puing tawa yang telah musnah ? Mantap sudah langkah kaki pergi, jangan lagi kau jerat dengan perhatian yang semu. Kuat sudah hati bertekad, jangan lagi kau ganggu dengan canda dan rayumu. Jika kau ingin sekedar singgah, maka bersikaplah layaknya seorang tamu. Jika kau ingin menetap, maka tentukan sikap dan bersikaplah layaknya sang pemilik. Sekali ku berkata pergi, jangan harap ada kata kembali. Sekedar berteman pun akan butuh waktu lama tuk kembali hangat. Selamat menyambut sikap berbeda dari sosok yang kau kenal hangat selama ini

Sepenggal Memori dibalik Lagu Ayah

Dini hari, saat sedang mengerjakan tugas kuliah yang menjadi nilai bagi ujian akhir semester di semester 6 (read: pengambilan). Tak sengaja terputar lagu berjudul Ayah dari laptopku. Entah mengapa hatiku tersentak, ngilu, seperti ada luka di sana. Ya, sengaja sembari mengerjakan tugas ku menghidupkan lagu di laptopku. Menjadi temanku saat mengerjakan tugas. Sebagai anak pertama, aku faham apa makna lagu ini. Perasaan seorang anak ketika telah ditinggal oleh Ayahnya untuk selamanya. Lirik demi lirik lagu ini semakin menyentakku, membuatku tak berdaya. Bukan, bukan karena ayahku telah tiada. Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah subhanahu wata'ala yang hingga diusia ku ke 20 tahun ini Ia masih mengizinkan ku untuk bisa bermanja dan merasakan kehangatan kasih sayang seorang ayah. Hanya saja, terbiasa ditinggal pergi merantau oleh seorang ayah membuatku sedikit faham bagaimana rasanya sehari tanpa seorang ayah. Bagaimana perasaan mereka yang telah ditinggal pergi oleh ay...

Ara's Diary Part 5

Libur telah usai. Kini masanya aku kembali menjalani aktivitas 'kesibukan' mahasiswi. Kampus, organisasi, komunitas, dan tugas. Ya, seperti itulah hari yang kujalani ketika kembali memulai kehidupan sebagai mahasiswi. Tapi, tak lupa pula meluangkan waktu bersama teman meskipun hanya sekedar duduk lesehan di taman kota ataupun menyisihkan waktu sendiri untuk merefresh semangat sekaligus memanjakan diri. Seperti yang ku lakukan saat ini, duduk sendiri di salah satu kursi yang ada di taman kota. Mengamati orang yang lalu lalang, setelah bosan maka aku akan membuka buku yang aku bawa atau juga mendengarkan musik dari handphone ku. Namun, saat ini aku lebih tertarik mengamati hal yang ada disekitarku. Seperti muda-mudi yang sedang joging, berjalan-jalan, atau sekumpulan remaja yang sedang asik latihan dance. Hal yang cukup simpel, namun menurutku ini sudah lebih dari cukup untuk menenangkan hati dan fikiranku. Ah, berbicara tentang itu. Aku jadi teringat curahan hati temanku...

Bukan Bertepuk Sebelah Tangan

Bagaimana mungkin menjadi bertepuk sebelah tangan bila engkau tak pernah mengungkapkan ? Bagaimana mungkin menjadi tak berbalas bila engkau tak pernah menunjukkan ? Begitulah kataku padamu. Masih saja ku ingat hingga kini. Ketika kau bercerita tentang risaumu. Rasa yang kini tengah tertambat dalam benakmu adalah sebuah hal yang lumrah, sebab setiap insan di dunia ditakdirkan untuk memiliki dan merasakannya. Aku tau, sebab rasa yang terpendam mungkin saja kau mendapat luka. Maka dari itu, ku katakan demikian padamu. Bagaimana mungkin bisa bertepuk sebelah tangan sedangkan kamu tak pernah mengungkapkan ? Sudah, cukup sudahi sampai disini. Daripada sibuk memikirkan perasaan yang kau sendiri tak mampu mengungkapkan, lebih baik kau fokus pada tujuan, merangkai mimpi wujudkan harapan. Sembari terus berbenah diri. Saranku, sebab aku juga pernah merasakan hal yang serupa. Aku menyikapinya dalam diam, memendam meski kadang menuai luka. Sebab itu konsekuensi yang harus ku terima. Kare...

Riana, Cahaya Rembulan yang Meredup

Riana, gadis mungil berwajah manis dengan sejuta kisah dibalik diamnya. Gadis yang selama ini ku kenal dengan apik sebagai gadis yang penuh semangat, gadis anggun dibalik senyumnya, gadis yang kuat dan menyimpan kekuatan di balik canda dan tawanya. Gadis, yang dalam dirinya ku temui cahaya rembulan. Entah mengapa, dibalik tatapan matanya kini dapat kulihat cahaya rembulan itu mulai meredup. Senyum yang menjadi perias alami wajahnya pun kini mulai memudar. Canda dan tawa yang mengalun darinya tak serenyah dulu, bagai ada melodi luka yang membuatnya terdengar sedikit sumbang. Senyum yang tersungging bagai menjelaskan ada sesuatu yang rapuh disana. Entahlah, aku pun tak tau. Riana, gadis mungil dengan segenap rasa yang terpendam apik. Entah apa yang kini sedang berkunjung padamu. Ku harap kau mampu bangkit kembali, datang dan berceloteh riang padaku dengan semangat dan senyum yang mengulum indah di wajahmu. Bercanda dan bermain bersama penuh suka cita. Riana, desau angin berb...